Selasa, Januari 03, 2012

Pelayanan KTP Kelurahan Pasir Putih Sawangan

Pernahkah Anda mendengar tentang program e-KTP?

Program ini adalah program pemerintah yang digagas oleh Mendagri Gamawan Fauzi, agar semua warga negara Indonesia (yang 200 juta orang lebih itu) mengganti KTP yang dimilikinya sekarang, dengan KTP jenis baru yang  (katanya) juga bisa berfungsi sebagai ATM dll, dan jauh lebih canggih daripada KTP yang ada sekarang.

Dan menjelang pergantian tahun dari 2011 ke 2012, sepucuk surat dari RT pun datang menemui tiap warga Kelurahan Pasir Putih, yang menyatakan bahwa semua warga harus segera mengurus KTP yang ditanda-tangani oleh Kepala Disduk (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, maksudnya). Tak peduli warga manula yang telah memiliki KTP yang berlaku seumur hidup, tetap harus mengurus KTP baru dimaksud, yang ditandatangani oleh Disduk tea.

Bahkan menurut surat tersebut, jika telah melewati tanggal yang ditentukan, maka KTP lama tidak akan berlaku lagi sebagai identitas yang sah dan berlaku.

Tentunya selaku warga Kelurahan Pasir Putih, kita merasa sangat cemas dan khawatir, apabila KTP yang selama ini dipegang dan dibawa kemana-mana tak lagi sah sebagai identitas diri.

Maka, langsunglah kita minta pengantar kepada RT dan RW, kemudian setelah surat dimaksud didapatkan, langsunglah kita menuju ke Kelurahan Pasir Putih. Kebetulan Kelurahan Pasir Putih tengah menempati kantor sementara, karena kantor yang sebenarnya sedang direnovasi.


Kantor Kelurahan yang sedang direnovasi. Tapi kok tidak ada tukang yang sedang bekerja ya?

Seorang bapak staf kelurahan, menerima dengan ramah, dan berkas-berkas sehubungan dengan pengurusan KTP baru tersebut diserahkan. Disampaikan, bahwa saat ini warga yang mengurus KTP sangat banyak, jadi akan makan waktu agak lama.

"Berapa lama pak?"
"Sekitar empat hari."

Kami pun pulang dan bermaksud hendak kembali empat hari kemudian.


Kantor sementara Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok 

Namun karena ada kesibukan lain yang juga tak kalah pentingnya, yaitu urusan mencari rejeki agar dapur tetap ngebul, kami baru dapat kembali seminggu setelahnya.

Kebetulan bapak yang dulu menerima berkas kami tidak berada di tempat.  Kami disambut oleh seorang ibu-ibu berjilbab, tentunya lengkap dengan pakaian dinas Kelurahan.

"Bu, kami hendak menanyakan apakah KTP baru kami sudah jadi."

Lalu si ibu bertanya, "Mengurusnya dengan siapa? Bukan sama saya ya, karena yang ngurus sama saya pasti saya kenal."

Mendapat pertanyaan dan pernyataan seperti itu, tentulah timbul pula pertanyaan dalam hati. What the...?
Ini kan kantor Kelurahan, bukankah seharusnya pelayanan adalah satu dan tak harus terkotak-kotak ke kategori 'siapa yang ngurus'? Apakah di sini tidak menerapkan sistem 'pelayanan satu pintu' seperti yang dulu sering didengungkan pemerintah?

Lain cerita kalau kita hendak berurus ke kantor yang terdiri dari beberapa calo yang berpraktek gabungan bersama. Apakah petugas kelurahan adalah kumpulan dari para calo? Demikian timbul berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hati. Namun tentu saja hal ini cuma disimpan saja dalam hati.

Lalu kami kembali menyampaikan, "Kami mengurus dengan bapak-bapak yang biasanya duduk di sini, bu." Kata saya sambil menunjuk kursi tempat petugas tersebut biasa duduk.

"Oh, orangnya lagi tidak ada." Dan seperti biasa, sangat gampang sekali bagi staf kantor-kantor pemerintahan untuk meminta orang menunggu dan kembali lagi dalam beberapa hari. Emangnya kita tidak punya kerjaan ya? Datang ke kantor kelurahan pada hari kerja adalah hal yang sangat buruk bagi profesionalisme kita. Tapi ngomong-ngomong, pegawai kelurahan mengerti profesionalisme tidak ya?

Kami undur diri dan berniat hendak kembali beberapa hari lagi. Dan ketika kami kembali, beliau yang mengurus KTP kami tersebut juga tak berada di tempat. Mungkin lagi dinas luar. Kami pun menunggu kembali.

Sudah dua minggu berlalu. Dan tahun pun sekarang sudah berganti.
Malam tahun baru telah lewat, dan hari pertama kantor-kantor dibuka kembali, kami langsung datang ke kelurahan untuk kembali menanyakan KTP tersebut. Bapak yang ngurus KTP kami itu juga tak berada di kantor pula, alamak...

Sedikit putus asa, kami bertanya, bagaimana mungkin pelayanan masyarakat di Kantor Kelurahan Pasir Putih bisa seperti ini? Ini sangat menjengkelkan dan sama sekali tidak profesional! Belum cukupkah predikat sebagai Kota Terkorup Nomor 2 di Indonesia yang baru disandang Depok?

Kami meminta nomor telepon bapak 'yang ngurus KTP' kami tersebut. Lewat telepon, beliau menyampaikan bahwa berkas telah diserahkan kepada petugas pencetak yang merupakan 'orang Disduk'.

Kami tak ingin menunggu lebih lama lagi tanpa kejelasan. Kami langsung menuju tempat dimana 'orang Disduk' tersebut mencetak KTP dan kami ingin tau, ada apa dengan berkas kami yang harus menunggu sekian lama sehingga KTP tak juga jadi-jadi.

Lokasi percetakan terletak di sebelah pos Kantibmas di dekat Kantor Kelurahan yang masih di renovasi (tapi, tukang kok nggak lagi kerja ya?).

Apa yang kami temukan? Nothing.

Hanya pintu tertutup. Rapat.

Dan seorang bapak-bapak yang tadi juga saya lihat di kelurahan, yang rupanya juga bermaksud sama dengan saya. Saat itu jam sepuluh pagi, dan telah lewat pula malahan.










Kami pulang, dan kembali lagi setelah waktu lohor lewat, yakni pada jam dua siang.
Dan yang kami temukan adalah... kekacauan. Beberapa orang tengah membongkar-bongkar tumpukan kertas dalam beberapa kardus, hendak mencari berkas mereka sendiri. What the...?

(Bersambung...)

Seorang bapak yang dari pagi-pagi sudah datang ke kantor kelurahan, hanya menemukan kantor yang kosong. Ia melihat-lihat data 'siaga' yang terpampang, atau struktur organisasi kelurahan. Kelurahan Pasir Putih dipimpin oleh Lurah Icat Sobari, SE

Beginilah keadaan kantor Kelurahan Pasir Putih, deretan kursi-kursi dan meja pelayanan yang kosong. Kemana ya para stafnya? Foto ini diambil di siang hari pada jam kerja.


Seorang warga berjalan memasuki kantor kelurahan, pada kemana ya..? Padahal bukan jam makan siang.

Tukang yang tengah bekerja memasang pondasi selokan di depan kantor kelurahan sementara





Di lokasi proses pencetakan KTP oleh petugas dari Disduk

Tidak ada komentar: