Jika Anda mendambakan segala sesuatu berjalan dengan sesempurna mungkin pada hari istimewa Anda, maka kualitas sound system harus sangat diperhatikan.
Kenapa sound system sedemikian penting?
Zaman dahulu memang sound system tidak penting karena belum ada teknologi pengeras suara. Sering kita lihat dalam adegan film pada zaman Romawi kuno, si pembicara harus berbicara sekeras mungkin, atau nyaris berteriak agar apa yang dia sampaikan dapat didengar oleh semua hadirin.
Sekarang dengan adanya tata suara, kita tak perlu berteriak, cukup berbicara dengan volume normal dan speaker akan melantunkannya kepada semua tamu yang ada. Tata suara adalah peralatan yang digunakan sepanjang pesta, sejak pesta belum mulai sampai selesai. Oleh karena itu sukses atau tidaknya suatu pesta atau event akan sangat bergantung pada kualitas suara yang didengar oleh hadirin selama resepsi berlangsung.
Instalasi sound system yang baik memerlukan sebuah keahlian tertentu, sehingga lahir istilah sound engineering. Seorang petugas sound, atau juga disebut sound engineer harus selalu siap di samping peralatannya dan memahami semua seluk beluk perkabelan dan berbagai level volume dan gain yang harus diatur pada mixer, yang jumlahnya bisa ratusan tombol.
Begitu terjadi sesuatu yang tidak dikendaki, seperti munculnya suara "Nguiiiiinggg...." yang sangat keras atau tiba-tiba mikrofon mati, atau suara dari instrumen tidak terdengar, petugas sound system harus cepat tanggap dan dalam secepat kilat berusaha mengatasi permasalahan tersebut sebelum hadirin mulai merasa tidak nyaman dan suasana pesta mulai rusak.
Penyebab dari permasalahan tersebut bisa berbagai macam. Posisi dari mikrofon yang mengarah ke arah speaker bisa menyebabkan suara 'nguing' (istilah teknisnya feedback) selain pengaturan volume yang kurang pas.
Tuntutan kerja dan tanggung jawab petugas sound sungguh tidak main-main, oleh karena itu seharusnya petugas tersebut adalah seseorang yang ahli di bidangnya, dan bukan cuma dirangkap oleh pemain keyboard, atau orang lain yang tidak begitu paham mengenai bidang ini.
Idealnya demikian.
Namun tentu tidak semua orang, baik calon penganten maupun keluarga dan para panitia, memahami hal ini. Pengalaman terakhir saya pada resepsi di aula gedung Indonesia Power, Jakarta Selatan pada tanggal 20 Maret lalu menjadi contoh dari sebuah permasalahan yang selalu berulang.
Salam,
Sutan Pamenan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar