Jika seseorang memiliki pekerjaan dan tanggung jawab, bisa dipastikan 100% bahwa ia tidak akan melakukan hal itu.
Pelajaran pertama yang kudapat adalah ketika kuliah. Saat itu kami, para mahasiswa membutuhkan perlengkapan sound system untuk sebuah acara. Namun ketika waktu pelaksanaan acara makin dekat, sound system tersebut belum juga ada. Terus aku tanyakan kepada staff yang bertanggung jawab, mengapa belum ada juga sound-nya? Aku dengan polos mengingatkan bahwa itu adalah tugas dan tanggung jawabnya, sekaligus juga pekerjaannya.
Apa yang kudapat? Aku ditantang berkelahi dan hampir dipukul. Kamu anak baru jangan sok macam-macam disini, begitu kata staf yang bersangkutan.
Pengalaman-pengalamanku selanjutnya selalu konsisten membuktikan bahwa secara default, seseorang itu tidak akan pernah melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawabnya, sampai akhirnya ia dengan terpaksa melakukannya karena ada yang menyuruh.
Oleh karena itu, keberadaan orang yang menyuruh seseorang melakukan pekerjaannya menjadi sangat penting. Pekerjaan untuk menyuruh orang lain melakukan pekerjaannya ternyata digaji jauh lebih besar daripada orang yang melakukan pekerjaan itu sendiri.
Dalam sebuah proyek membangun rumah misalnya, tukang berjibaku dengan pasir, semen dan debu, membanting tulang seharian. Namun, mandor yang kerjaannya hanya mengawasi dan tangannya sama sekali tidak kotor, digaji jauh lebih tinggi daripada tukang.
Mengapa para supervisor, para manajer, dan para direktur, digaji jauh lebih tinggi dibanding orang yang benar-benar melaksanakan pekerjaan lapangan? Karena mereka jauh lebih penting. Tanpa mereka, apapun pekerjaan tidak akan selesai.
Jadi, jika Anda ingin mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi, jangan mencari keahlian untuk bekerja, tapi pelajarilah bagaimana cara yang paling efektif untuk menyuruh orang lain melakukan pekerjaannya.
Serpong, 5 November 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar