Jika dalih Anda adalah mengirit biaya sehingga tidak memakai jasa Mc Profesional dan berpengalaman, bagaimana jika kemudian pesta Anda jadi kacau? Bukankah hal tersebut malah merupakan biaya termahal untuk ukuran perhelatan terpenting dalam sejarah hidup Anda dan pasangan Anda, keluarga besar Anda dan keluarga besar pasangan Anda?
Mana yang kira-kira Anda pilih, terbang dengan pilot profesional dan berpengalaman dengan harga tiket relatif lebih tinggi atau dengan pilot seorang pemula yang baru belajar terbang dengan harga tiket sangat murah? Saya yakin jawaban Anda pasti yang pertama. Jika Anda memilih jawaban yang kedua, itu artinya Anda memang bermaksud bunuh diri.
Masih segar dalam ingatan saya ketika sahabat karib saya Anton meminta saya menemaninya hadir pada pesta nikah sepupunya di salah satu hotel berbintang di Jakarta Oktober 2009 lalu. Tamu-tamu yang datang dari kalangan menengah atas dan suasananya sangatlah berkelas. Sayangnya, yang menjadi malam itu agak kurang 'masuk' dengan roh acara tersebut. Selera berbusananya tidak sesuai dan terkesan maaf kampungan. Pilihan kata-katanya pun sering terkesan janggal dan nggak tepat. Banyolan-banyolannya garing dan memberi impresi dipaksakan. Tanpa bermaksud merendahkan, acara malam itu menjadi 'rusak' dan nggak karuan sehingga beberapa tamu yang kebetulan berjumpa dengan saya, dengan nada setengah bercanda meminta saya mengganti Mc Pernikahan yang bertugas malam itu. Tentu saja saya hanya membalas gurauan mereka dengan tersenyum kecut.
Analogi yang sering saya katakan untuk pesta nikah dengan Mc Pernikahan yang kurang tepat seperti memakai setelan jas lengkap, rapi, mahal namun sepatunya sepatu kets. Akhirnya apa yang tertata rapi rusak karena hal yang terlihat sepele namun sebetulnya teramat esensial.
(Artikel ini dikutip dari pengalaman seorang MC dan juga presenter terkenal, Sonny Tulung.)