Dulu aku sangat kagum dg sistem di AS yg memberikan pinjaman pada mahasiswa dg mudah untuk membiayai kuliahnya (student's loan). Namun ternyata itu bukanlah kebijakan yang bagus juga, karena para mahasiswa tersebut sudah memiliki hutang segunung bahkan sebelum mereka punya pekerjaan dan penghasilan. Bagaimana jika mereka tak dapat pekerjaan yang layak? Mereka akan berada dalam masalah besar.
Di negeri kita tidak dikenal yang namanya student's loan atau pinjaman mahasiswa tersebut. Tidak akan ada bank atau lembaga keuangan yang akan mau memberikan pinjaman kepada mahasiswa untuk membiayai kuliahnya. Jadi masalah yang sangat umum di AS tersebut tidak ada disini.
Berhutang memang adalah sesuatu yang perlu kita pertimbangkan masak-masak sebelum melakukannya. Banyak orang terlilit masalah besar dalam kehidupannya yang berawal dari hutang. Apalagi hutang kartu kredit dengan bunga yang mencekik leher. Bunga kartu kredit di Indonesia mungkin salah satu yang tertinggi di dunia, mencapai 49% setahun.
Lembaga keuangan pemberi hutang di Indonesia juga merekrut preman untuk menyelesaikan pembayaran yang macet. Jadi masalah hutang diselesaikan dengan jalur premanisme, intimidasi secara fisik, dan pemaksaan secara biadab.
Aksi-aksi para preman bengis dalam melakukan teror terhadap orang yang berhutang sering sekali kita baca di media.
Oleh karena itulah kita sebaiknya memang menghindari berhutang. Berhutang lah jika Anda yakin sanggup membayarnya. Jika tidak mampu, jangan.
Saya sendiri semakin lama semakin tidak menyukai hutang-hutang yang saya miliki. Walaupun aset-aset paling besar yang aku miliki didapatkan dengan cara kredit. Aku bertekad setelah cicilan KPR ku lunas, aku tidak mau lagi berhutang. Cukuplah sudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar