Lima tahun lalu, saya mendapat undangan untuk menyaksikan konser salah seorang gitaris yang waktu itu belum begitu dikenal: I Wayan Balawan. Ia tampil bersama grupnya Batuan Ethnic Fusion yang mengkolaborasikan musik tradisional Bali dengan musik modern dan permainan gitar taping khas Balawan.
Menyaksikan permainannya, saya bagaikan tersihir dan tak henti-hentinya bergumam pada diri sendiri: the world should know about this great guy. Teknik yang dikembangkan Balawan - tapping dengan double necked guitar - adalah teknik yang tak bisa dikuasai dengan gampang; butuh waktu bertahun-tahun dan latihan yang sangat intensif serta mentuntut musikalitas pada tingkat jenius. I am not exaggerating.
Pada waktu rehat, saya menemui Balawan dan kami mengobrol dengan akrab seperti teman lama. Ia sama sekali bukan seorang yang sombong dan tinggi hati. Ia dengan bangga ia menunjukkan gitarnya padaku, Stephallen 13 Strings GuiBass buatan luthier Indonesia dari Surabaya. Luthier Indonesia? Surabaya? Barangkali Anda akan mengernyitkan kening dan mengira bahwa kualitasnya meragukan. Nope sir. It is a masterwork.
Tidak seperti gitar double neck ganda yang pada dasarnya adalah dua gitar dilengketkan jadi satu, gitar Balawan adalah sebuah instrumen petik yang merupakan gabungan antara bas dan gitar elektrik - dengan fret yang dirancang tidak sejajar -tapi miring untuk senar-senar bass.
Well, now Balawan is well known guitarist; especially after founded Trisum with Tohpati and Dewa Bujana. He is now one of the guitar gods.
Foto bersama Balawan, 20 Agustus 2005.
[w]
See http://www.balawan.com
or http://www.stephallen-guitars.com
if you are a guitar enthusiast.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar