Rabu, Februari 03, 2010

Berapa sebenarnya biaya yang dibutuhkan untuk pernikahan?

Saya yakin pertanyaan ini menyeruak dalam dada, tidak hanya bagi para capeng (calon penganten), tapi juga para orang tua, paman dan bibi, serta banyak orang lainnya.

Pada umumnya resepsi kategori wajar, tidak terlalu wah dan juga tidak terlalu sederhana, menghabiskan dana sekitar lima puluh jutaan (Rp 50.000.000,-)

Jenis-jenis pengeluaran antara lain:
  1. Catering
  2. Sewa gedung
  3. Sewa pelaminan
  4. Hiburan
  5. Dokumentasi (foto & video)
Selain biaya-biaya yang bisa dikategorikan wajib di atas, ada pula pengeluaran yang sifatnya sekunder dan besar-kecilnya juga fleksibel, antara lain:
  1. Foto prewedding
  2. Kendaraan penganten
  3. Paket liburan bulan madu
Jika Anda tidak mau pusing memikirkan rincian dari setiap pos pengeluaran dan harus selalu melakukan crosscheck kepada banyak pihak, ada baiknya semua urusan diserahkan pada satu vendor dan Anda terima jadi. Pokoknya tau beres. Vendor tersebut lah yang menghubungi dan mengorder semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pesta.

Namun ada juga penganten yang berpendapat bahwa mereka dapat mengelola dengan lebih baik, dan mereka yang langsung melakukan deal dengan berbagai pihak seperti pelaminan, catering, fotografer, entertainment, dan lain-lain. Hal ini sangat beresiko dan akan menyita energi dan waktu Anda yang tidak sedikit. Selain itu, rekanan-rekanan vendor biasanya lebih dapat dipercaya karena mereka juga paling mengerti apa arti reputasi. Sekali berbuat mengecewakan, maka kepercayaan akan hilang dan penyedia jasa tersebut tidak akan pernah dipakai lagi.

Hati-hati pula dalam menerima tawaran teman atau keluarga untuk menyumbangkan sesuatu. Misalnya paket hiburan. Saya pernah membawakan acara dimana pemain organ tunggal adalah teman dari pengantin. Permainannya sangat tidak profesional, bahkan untuk lagu-lagu yang sangat gampang pun akornya selalu salah-salah. Bukan menyombongkan diri, saya aja bisa bermain keyboard dengan lebih baik :)

Namun karena entertainmentnya di hire sama keluarga, kami tidak akan berkomentar apapun, dan juga tidak bisa bertanggung jawab. Hanya saja banyak tamu yang mengernyitkan kening karena mendengar nyanyian yang diiringi dengan akor-akor sumbang dan melodi yang fales. Tempo pun tidak selalu sinkron. Apakah Anda rela pesta Anda dihibur dengan kualitas permainan seperti itu? Pikirkan masak-masak sebelum menerima tawaran teman dan keluarga. Perlakukan tawaran mereka secara profesional, lihat penampilan mereka terlebih dahulu dalam resepsi yang sesungguhnya, bukan cuma dalam kamar atau studio. Jika ada yang tak beres, lupakan saja tawaran tersebut, walaupun gratis.

Untuk penyusunan budget, jangan terlalu memaksakan kemauan yang jauh diluar kemampuan Anda. Memiliki impian boleh saja, tapi kalau gara-gara mengejar impian, pasak sudah jauh lebih besar daripada tiang, maka kebahagiaan pada waktu pernikahan tak akan ada artinya dibanding masalah yang harus Anda selesaikan setelah itu.

Semoga bermanfaat.

Wassalam,
Sutan Pamenan
HP 08 I I - I I 6-8 I I
Email: afriadi [a] gmail.com


Pelaminan yang dipasang untuk resepsi di rumah. Walaupun banyak yang berpikir bahwa resepsi di rumah bisa lebih ekonomis dibanding di gedung, namun dalam kenyataannya tidak selalu demikian.


Ayah calon penganten memeriksa pelaminan yang akan dipakai untuk anak tercinta, sementara bunda mengintip dari balik tirai. Saat terberat bagi orang tua, ketika tiba waktunya melepas anak-anak mereka berumah-tangga. They are no more their cute little babies...

Tidak ada komentar: