Selasa, Februari 16, 2010

Lima tahun berlalu...

Tak terasa, ternyata sudah lebih dari lima tahun aku berprofesi sebagai MC, di samping tetap bekerja sebagai guru seni musik di sebuah sekolah internasional pada hari-hari biasa.

Aku teringat pertama kali nyemplung ke dunia MC wedding, awalnya sebagai side side job selain pekerjaan rutin sebagai musisi dan music teacher. Hal ini atas rekomendasi seorang teman yang merasakan bahwa MC yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan resepsi. Dan dia tahu bahwa kemampuan berbicara saya bisa dimanfaatkan...

Berbicara di depan orang banyak sudah menjadi santapan sehari-hari selaku pendidik. Setiap hari saya menghadapi anak-anak dari berbagai bangsa, dan tidak banyak yang mengerti bahasa Indonesia. Selaku pengajar, saya bukan cuma berbicara, tapi juga harus bisa mengatur, mengarahkan, serta mentransfer ilmu sehingga mencapai learning's expectation sesuai kurikulum internasional yang dipergunakan (IB dan Cambridge). Semua proses belajar mengajar berlangsung dalam bahasa Inggris.

Dan dalam waktu-waktu tertentu ketika sekolah mengadakan event, saya juga bertindak sebagai MC (festival, sports tournament, book week, science fair, music concert, etc.)

Sejarah saya sebagai MC sebenarnya cukup panjang, semenjak dari usia kanak-kanak di kampung. Ketika duduk di bangku sekolah dasar, saya sudah sering dipercaya menjadi 'protokol' dalam setiap pengajian. Tugas saya sebagai seorang protokol adalah membuka acara pengajian, memanggil qori dan qori'ah, serta memperkenalkan dan mempersilahkan ustadz untuk memulai ceramah.

Saya hapal persis bahwa sesudah mengucapkan salam, saya akan melanjutkan kalimat-kalimat sbb.
"Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya bagi kita semua sehingga kita dapat berkumpul malam ini untuk mengikuti pengajian. Shalawat beriring salam, mari pulalah kita sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita umatnya dari jaman kegelapan atau jahiliah, ke jaman yang terang-benderang seperti sekarang ini."

Kata-kata "jaman terang-benderang seperti saat ini" adalah kalimat standar bagi seorang protokol pada waktu itu, namun sekarang saya sering tersenyum mengingatnya :) So classic, tapi tidak mungkin saya ucapkan lagi sekarang.

Selain jadi protokol dalam pengajian di bulan Ramadhan, saya juga sering dipercaya untuk memegang corong (mikrofon :) saat perayaan 17 Agustus, pertandingan sepakbola, bola voli, dan juga kalau ada acara-acara hiburan seperti qasidahan, organ tunggal, dan penampilan band kampung.


Foto ketika jadi protokol wirid pengajian pada bulan Ramadhan (ca. 1985)


Kemaren waktu beres-beres di rumah, saya menemukan sebuah undangan lama, yaitu undangan dari tahun 2005 yang merupakan job MC pertama saya untuk wedding di gedung pertemuan di ibukota. Acaranya di Gedung Elnusa, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Kedua penganten adalah pasangan Sunda, namanya Ria dan Da'i. Saya ingin tahu keadaan mereka sekarang dan iseng-iseng saya coba search nama penganten di facebook, dan saya mencoba menjalin kontak dengan mereka.

Penganten wanita (Ria) langsung menambahkan saya sebagai teman, dan ternyata mereka sudah dikaruniai seorang anak laki-laki yang lucu. Saya menanyakan kepada Ria, ingatkah pada saya selaku MC pada perkawinan mereka? Bagaimana penampilan saya saat itu?

Pertanyaan saya adalah pertanyaan jujur untuk introspeksi diri, dan inilah jawaban Ria lewat Facebook:

"Alhamdulillah anda msh ingat dgn saya,coment ttg anda ayah saya mengatakan bagus,karna beliau yg menilai smua acara wkt itu,wah b'arti ivent penikahan saya msk dlm sejarah hidup mas wady ya...foto2 n videonya masih sy simpan dgn baik loch,,,karna itu jg kenangan seumur hidup saya,,nti sy akan crt pd keluarga,ok slm kenal kembali." (Copy paste dari Facebook)

Wah, sangat melegakan! Jawaban dari penganten yang sudah tidak baru itu membuat saya bertekad untuk selalu memberikan yang terbaik bagi kedua mempelai pada hari pernikahan mereka yang tentunya adalah hari yang sangat bersejarah.

Semoga berbahagia selalu untuk Ria dan Dai, dan juga semua mempelai lainnya... :)

Salam,
Sutan Pamenan

Undangan resepsi Ria dan Dai, Sabtu 7 Mei 2005
Gedung Elnusa, Jam 11:00 WIB










Rabu, Februari 03, 2010

Berapa sebenarnya biaya yang dibutuhkan untuk pernikahan?

Saya yakin pertanyaan ini menyeruak dalam dada, tidak hanya bagi para capeng (calon penganten), tapi juga para orang tua, paman dan bibi, serta banyak orang lainnya.

Pada umumnya resepsi kategori wajar, tidak terlalu wah dan juga tidak terlalu sederhana, menghabiskan dana sekitar lima puluh jutaan (Rp 50.000.000,-)

Jenis-jenis pengeluaran antara lain:
  1. Catering
  2. Sewa gedung
  3. Sewa pelaminan
  4. Hiburan
  5. Dokumentasi (foto & video)
Selain biaya-biaya yang bisa dikategorikan wajib di atas, ada pula pengeluaran yang sifatnya sekunder dan besar-kecilnya juga fleksibel, antara lain:
  1. Foto prewedding
  2. Kendaraan penganten
  3. Paket liburan bulan madu
Jika Anda tidak mau pusing memikirkan rincian dari setiap pos pengeluaran dan harus selalu melakukan crosscheck kepada banyak pihak, ada baiknya semua urusan diserahkan pada satu vendor dan Anda terima jadi. Pokoknya tau beres. Vendor tersebut lah yang menghubungi dan mengorder semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pesta.

Namun ada juga penganten yang berpendapat bahwa mereka dapat mengelola dengan lebih baik, dan mereka yang langsung melakukan deal dengan berbagai pihak seperti pelaminan, catering, fotografer, entertainment, dan lain-lain. Hal ini sangat beresiko dan akan menyita energi dan waktu Anda yang tidak sedikit. Selain itu, rekanan-rekanan vendor biasanya lebih dapat dipercaya karena mereka juga paling mengerti apa arti reputasi. Sekali berbuat mengecewakan, maka kepercayaan akan hilang dan penyedia jasa tersebut tidak akan pernah dipakai lagi.

Hati-hati pula dalam menerima tawaran teman atau keluarga untuk menyumbangkan sesuatu. Misalnya paket hiburan. Saya pernah membawakan acara dimana pemain organ tunggal adalah teman dari pengantin. Permainannya sangat tidak profesional, bahkan untuk lagu-lagu yang sangat gampang pun akornya selalu salah-salah. Bukan menyombongkan diri, saya aja bisa bermain keyboard dengan lebih baik :)

Namun karena entertainmentnya di hire sama keluarga, kami tidak akan berkomentar apapun, dan juga tidak bisa bertanggung jawab. Hanya saja banyak tamu yang mengernyitkan kening karena mendengar nyanyian yang diiringi dengan akor-akor sumbang dan melodi yang fales. Tempo pun tidak selalu sinkron. Apakah Anda rela pesta Anda dihibur dengan kualitas permainan seperti itu? Pikirkan masak-masak sebelum menerima tawaran teman dan keluarga. Perlakukan tawaran mereka secara profesional, lihat penampilan mereka terlebih dahulu dalam resepsi yang sesungguhnya, bukan cuma dalam kamar atau studio. Jika ada yang tak beres, lupakan saja tawaran tersebut, walaupun gratis.

Untuk penyusunan budget, jangan terlalu memaksakan kemauan yang jauh diluar kemampuan Anda. Memiliki impian boleh saja, tapi kalau gara-gara mengejar impian, pasak sudah jauh lebih besar daripada tiang, maka kebahagiaan pada waktu pernikahan tak akan ada artinya dibanding masalah yang harus Anda selesaikan setelah itu.

Semoga bermanfaat.

Wassalam,
Sutan Pamenan
HP 08 I I - I I 6-8 I I
Email: afriadi [a] gmail.com


Pelaminan yang dipasang untuk resepsi di rumah. Walaupun banyak yang berpikir bahwa resepsi di rumah bisa lebih ekonomis dibanding di gedung, namun dalam kenyataannya tidak selalu demikian.


Ayah calon penganten memeriksa pelaminan yang akan dipakai untuk anak tercinta, sementara bunda mengintip dari balik tirai. Saat terberat bagi orang tua, ketika tiba waktunya melepas anak-anak mereka berumah-tangga. They are no more their cute little babies...

Selasa, Februari 02, 2010

Susunan Acara Akad Nikah & Resepsi

Catatan: Untuk Buku Panduan Acara Pernikahan yang lebih lengkap, silahkan dibuka di link ini:
Buku Panduan Acara Akad Nikah & Resepsi - by MC Wady


Ada baiknya calon penganten maupun keluarga dan panitia memahami susunan acara akad nikah maupun resepsi dari jauh-jauh hari, supaya segala hal yang berhubungan dengan acara tersebut dapat dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

AKAD NIKAH

Pelaksanaan akad nikah dan juga ijab qabul umumnya berlangsung sekitar tiga jam sebelum resepsi. Adapun susunan acara akad biasanya berlangsung sebagai berikut;
  • Acara dimulai dengan penyambutan calon mempelai pria dan rombongan keluarga besarnya. Ketika rombongan tiba, hadirin yang menyambut diharapkan untuk berdiri dan baru duduk kembali ketika rombongan mempelai pria telah dipersilahkan duduk.
  • Ketika rombongan calon mempelai pria telah sampai di tempat pelaksanaan akad nikah, terlebih dahulu dilakukan prosesi seserahan, yaitu penyerahan calon mempelai pria kepada pihak keluarga calon mempelai wanita untuk dinikahkan, sekaligus penyerahan oleh-oleh untuk calon mempelai wanita. Acaranya:
    • Kata sambutan dari wakil pihak pria, yang intinya menyatakan kembali maksud dan tujuan kedatangan serta rencana hari ini, dan dengan resmi menyerahkan calon mempelai pria untuk dinikahkan. Sebaiknya yang akan bertugas sebagi wakil pihak CPP ini dipersiapkan dari jauh-jauh hari.
    • Kata sambutan dari wakil pihak wanita, yang intinya menyampaikan ucapan selamat datang, dan juga menyatakan dengan resmi bahwa mempelai pria telah diterima untuk dinikahkan.
  • Penyerahan secara simbolis, barang-barang bawaan rombongan mempelai pria
  • Orang tua CPW kemudian maju ke depan, dan ibunda CPW mengalungkan untaian bunga melati kepada CPP sebagai simbol penerimaan dan kemudian mengapit CPP menuju meja akad.
  • Kedua calon penganten duduk di depan meja akad nikah, di depan pak penghulu (ada juga yang CPW baru dihadirkan belakangan, sesudah pembacaan ijab dan qabul selesai dilaksanakan).
  • Prosesi akad nikah dimulai dengan pembacaan
    • Ayat suci Al Qur'an, oleh .....
    • Sari tilawah oleh....
  • MC memberikan corong, eh mikrofon :) kepada pak penghulu untuk kemudian beliau mengambil alih dan memulai bagian terpenting dari acara sakral ini. Pak penghulu akan melakukan:
    • Pemeriksaan semua data-data dan nama-nama
    • Khotbah nikah
    • Meminta mempelai wanita mohon izin kepada ayahnya untuk dinikahkan
    • Memulai ijab kabul, dan memandu wali nikah. "Saya nikahkan anak kandung saya... dst."
    • Penandatanganan buku nikah
    • Pemasangan cincin kawin dan penyerahan mas kawin
    • Pembacaan Sighat Ta'liq oleh mempelai pria 
  • Setelah ini biasanya pak penghulu langsung mohon diri, karena sudah ditunggu calon penganten lain bo... Mohon ada salah seorang panitia yang mendampingi pak penghulu meninggalkan tempat; sekaligus ngasih amplop buat tips untuk beliau :)
  • Acara dilanjutkan kembali dengan penyampaian nasehat (tausyiah) perkawinan. Oleh....
  • Do'a bersama, dipimpin oleh....
  • Sungkeman. Saat ini bisa jadi merupakan saat paling mengharukan, jika MC bisa membawakan suasana dengan baik. Kedua mempelai cium tangan dan sungkeman kepada orang tua masing-masing, mohon do'a restu dan juga minta maaf atas segala kesalahan selama ini. Penulis sendiri selaku MC memang sering terhanyut pula dan kadang ikut meneteskan air mata (beneran lho, bukan air mata buaya). Bayangkan orang tua yang selama ini membesarkan kita, sekarang harus melepas kita berumah tangga.. Sebuah hidup baru yang sama sekali belum kita kenal dan penuh dengan berbagai rintangan. Inilah saat terberat bagi orang tua, saat harus melepas anaknya memulai kehidupan mereka sendiri.
  • Seusai sungkeman, kedua mempelai dan orang tua berdiri untuk difoto.
  • Foto-foto dilanjutkan dengan saudara kandung mempelai dan keluarga inti.
  • Hadirin diperbolehkan memberi ucapan selamat kepada penganten, dan MC mempersilahkan semua hadirin untuk menikmati hidangan sarapan pagi.
  • Acara selesai dan dilanjutkan dengan persiapan resepsi. Penganten masuk ruang rias kembali untuk berganti busana.
Penyerahan mempelai pria untuk dikorbankan - eh mahap, dinikahkan

"Saya nikahkan dan kawinkan anak kandung saya yang bernama ... binti... dengan engkau, dengan mas kawinnya... dst."

Saya terima kawinnya... eh, nikahnya juga, anak bapak yang saya cintai dengan mas kawinnya yang tersebut, tunnaaii!" Tentu saja pak penghulu akan menyuruh diulang kembali kalau kata-kata diatas yang Anda ucapkan.

"Alhamdulillah, lega..." Begitu mungkin kata bapak PW setelah selesai ijab-kabul.

Penanda tanganan buku nikah. Does he know what he is signing for? Welcome to the club!
Klub nya orang-orang yang udah kenyang makan asam garam berumah tangga, he he...

Pembacaan sighat taklik oleh penganten pria. Intinya jika Anda mengabaikan istri anda atau melakukan KDRT dan dia tidak rela serta melaporkannya serta membayar Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) maka jatuhlah talak satu padanya.


ACARA RESEPSI

Satu jam sebelum resepsi, sebaiknya semua orang sudah siap di lokasi dan panitia telah standby sesuai tugas masing-masing. Adapun susunan acara sebelum resepsi adalah sbb.
  • 30 menit sebelum penyambutan penganten hiburan sudah dimulai (organ tunggal, musik tradisional atau band)
  • Penyambutan kedua mempelai dan rombongan
  • Kedua mempelai duduk bersanding di pelaminan didampingi orang tua
  • Tari-tarian (kalau ada)
  • Kata sambutan, disampaikan oleh:......
  • Do'a bersama, dipimpin oleh"... (boleh juga dirangkap oleh orang yang sama)
  • Hadirin dipersilahkan memberikan ucapan selamat bagi kedua mempelai (tamu VIP didahulukan)
  • Hadirin dipersilahkan menikmati hidangan (nah saat ini kesempatan untuk MC membacakan nama katering dan wedding organizer)
  • Hiburan musik on, organ tunggal maupun band
  • Foto bersama. Urutan foto bersama harus disusun oleh panitia jauh-jauh hari.
  • Penutupan oleh MC
  • Kedua mempelai 'turun tahta' dan makan bersama di buffe khusus keluarga
Demikianlah urutan susunan acara yang umumnya berlaku. Nama-nama orang yang akan terlibat dalam acara sebaiknya ditunjuk jauh sebelum acara. Jangan sampai ketika detik-detik acara akan dimulai, masih ada pertanyaan "Siapa yang akan memberikan sambutan ya?"

Mudah-mudahan bermanfaat.

Salam,
MC Wady Sutan Pamenan
HP: O8 I I - I I 6 - 8 I I
Email: mcwady [at] yahoo.com

KOLEKSI FOTO

Pemasangan pelaminan yang sudah pada tahap akhir

Karpet merah sudah membentang ketika tamu-tamu belum pada datang


Pelaminan ready, menunggu kedua mempelai bersanding berdua di atas singgasana

Pemusik talempong (instrumen tradisional Minangkabau) mulai memainkan musik yang bisa membuat kita terkenang akan kampung halaman nan jauah di mato.

Pemain tambua dan penari dalam persembahan Tari Piring (klasik). Suaranya sangat membahana mengiringi tarian yang penuh semangat. Butuh waktu bertahun-tahun bagi seorang penari untuk bisa menguasai tarian ini.


Pendekar Minang beraksi, yang merupakan intro dari Tari Piring Klasik

Kedua penganten sudah bertahta di pelaminan, didampingi orang tua

Dua wanita cantik keluarga mempelai menyumbangkan sebuah lagu dan seorang lainnya berjoget dengan senangnya :)

Saatnya ibu-ibu juga ikut bergoyang bersama 

Foto bersama penganten dan rekan-rekan kantor

Akhirnya... setelah semua acara selesai dan kedua 'raja dan ratu sehari' turun tahta, tibalah saatnya singgasana dibongkar kembali. Yah... :(

***